Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Materi Sejarah Kelas 10 SMK 2022

Unduh Materi Sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI Kelas 10 Sejarah Indonesia SMK Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/2022 - 17 Agustus 1945 merupakan momentum paling berharga dalam sejarah perjuangan bangsa kita, karena pada tanggal tersebut Republik Indonesia di proklamirkan sebagai sebuah negara merdeka yang berdaulat. Untuk mengenang jasa para pahlawan besar kita yang berjuang untuk kemerdekaan.

Sampai akhir tahun 1943, kedudukan Jepang dalam perang Asia Pasifik mulai terdesak. Di beberapa tempat tentara Jepang menderita kekalahan dari pasukan Sekutu. Amerika Serikat akhirnya berhasil melakukan pengeboman terhadap kota Hirosima (06 Agustus 1945) dan Nagasaki (09 Agustus 1945). Akibat pengeboman tersebut, melumpuhkan kondisi politik dan ekonomi Jepang. Oleh karena itu, tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.




Sesudah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu tanggal 14 Agustus 1945, Indonesia berada dalam keadaan Vacuum of Power (kosong kekuasaan), artinya, pada saat itu tidak ada satupun pemerintahan yang berkuasa di Indonesia. Jepang telah menyatakan kalah kepada sekutu, sedangkan pihak Sekutu sebagai pemenang perang belum sempat menggantikan kedudukan Jepang di Indonesia.

Dalam situasi seperti itu, merupakan peluang yang sangat baik bagi bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Tetapi para pemuda merasa kebingungan, karena Bung Karno dan Bung Hatta sedang berada di Dalat (Vietnam) untuk memenuhi panggilan Jendral Terauchi selaku panglima tentara Jepang diseluruh kawasan Asia Tenggara.

Perbedaan perspektif antara golongan tua dan golongan muda sekitar proklamasi

Berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu diketahui oleh kalangan pemuda bangsa Indonesia di Bandung melalui berita siaran radio BBC (British Broadcasting Corporation) di London. Setelah mengetahui Jepang menyerah kepada Sekutu, para pemuda segera menemui Bung Karno dan Bung Hatta di jalan Pegangaan Timur No. 56 Jakarta (sekarang jalan Proklamasi, Jakarta). Dalam pertemuan itu, Sutan Syahrir sebagai juru bicara para pemuda meminta agar Bung Karno dan Bung Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia lepas dari campur tangan Jepang. Bung Karno tidak menyetujui usul para pemuda karena proklamasi kemerdekaan perlu dibicarakan dahulu dalam rapat PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Para pemuda menolak pendapat Bung Karno. Para pemuda tidak menginginkan kemerdekaan Indonesia dianggap sebagai hadiah Jepang. Para pemuda karena belum berhasil membujuk Bung Karno, pada tanggal 15 Agustus 1945, pukul 20.00 WIB kembali mengadakan rapat di Lembaga Bakteriologi di jalan Pegangsaan Timur, Jakarta (sekarang; Fakultas Kesehatan Mayarakat UI) dengan dipimpin oleh Chaerul Saleh.

Sesuai keputusan rapat, sekitar pukul 22.00 WIB, Wikana dan Darwis menemui Bung Karno dikediamannya di jalan Pegangsaan Timur No, 56 Jakarta. Pada pertemuan tersebut Wikana menyampaikan bahwa rapat telah menentukan kemerdekaan harus segera diproklamasikan oleh Sukarno pada tanggal 16 gustus 1945. permintaan dan tuntutan golongan muda ditolak Bung Karno, sebab masalah proklamasi kemerdekaan baru akan dibicarakan dalam rapat PPKI tanggal 18 Agustus 1945. 

Rengasdengklok

Para pemuda tidak putus asa atas penolakan itu. Mereka kemudian melaksanakan pertemuan kembali di Asrama Baperpi, di jalan Cikini No.71 Jakarta. Rapat itu memutuskan bahwa Bung Karno dan Bung Hatta harus dibawa keluar dari Jakarta agar tidak terpengaruh Jepang. Tugas itu dilaksanakan oleh Syudanco Singgih (anggota Peta), Sukarni, dan Yusuf Kunto dari Jakarta. 

Pada tanggal 16 Agustus pukul 04.00 WIB, Bung Karno dan Bung Hatta beserta Ibu Fatmawati dan Guntur (putranya yang masih bayi) dibawa ke Rengasdengklok, kota kawedanan di pantai utara kabupaten Karawang, Jawa Barat, tempat kedudukan Garnisun tentara Peta. Di Rengasdengklok tersebut terjadi lagi dialog seru, antara pemuda yang diwakili Sukarni dan Bung Karno. Bung Karno tetap pada pendiriannya tidak mau melangkah sendiri sebelum membiarkannya dalam rapat PPKI.

Keberadaan Sukarno akhirnya diketahui dari Wikana. Ketika itu juga, Ahmad Subarjo datang ke Rengasdengklok dan berhasil menyakini para pemuda bahwa Proklamasi akan diucapkan keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 WIB. Hal ini dapat dikabulkan dengan jaminan nyawanya sebagai taruhannya. Akhirnya Syudanco Subeno komandan kompi tentara Peta di Rengasdengklok bersedia melepaskan Sukarno – Hatta kembali ke Jakarta

Penyusunan teks proklamasi

Pada malam hari tanggal 16 Agustus 1945, rombongan yang membawa Sukarno-Hatta tiba di Jakarta. Setelah singgah di rumah masing-masing, kemudian bersama rombongan lainnya menuju rumah Laksamana Maeda (seorang kepala perwakilan AL Jepang di Jakarta), jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta (sekarang; Museum perumusan naskah proklamasi). Malam itu juga segera diadakan musyawarah untuk membahas persiapan proklamasi kemerdekaan, tokoh-tokoh yang hadir saat itu ialah; Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, Achmad Subarjo, para anggota PPKI dan para tokoh muda, seperti; Sukarni, Sayuti Melik dan B.M.Diah dan lain-lain.

Di ruang makan rumah Laksamana Maeda, disusun naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tiga tokoh pemuda, yakni; Sukarni, Sudiro dan B.M. Diah, menyaksikan Sukarno, Mohammad Hatta dan Achmad Subardjo, membahas perumusan naskah proklamasi kemerdekaan. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya menunggu di serambi depan. Perumusan naskah proklamasi kemerdekaan berjalan lancar. Kalimat pertama rumusan merupakan buah pikir dari Sukarno dan Achmad Subarjo yang diambil dari teks Pembukaan UUD 1945. sedangkah kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran Muhammad Hatta.

Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl. Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal: Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. "Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau", gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak. Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya "lebih dari dua" proklamator.

Konsep teks proklamasi yang ditulis tangan Ir.Sukarno, segera dibacakan dihadapan hadirin yang menunggu diruangan depan. Sukarno-Hatta mengusulkan agar yang menandatangi naskah adalah semua yang hadir, namun Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Ir.Sukarno dan Mohammad Hattta atas nama bangsa Indonesia. Akhirnya usul tersebut disetujui, kemudian konsep teks proklamasi diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Diputuskan bahwa proklamasi dibacakan di tempat kediaman Ir.Sukarno di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta pada pukul 10.00 WIB. 


Bagi Bapak/Ibu dan Adik-Adik yang memerlukan soft copy Materi Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kelas 10 Sejarah Indonesia SMK, silahkan klik link berikut ini  : 


Demikian informasi tentang Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Materi Sejarah Kelas 10 SMK 2022 yang bisa Bank Soal berikan. Jangan lupa Follow ya biar selalu dapat notifikasi informasi terbaru dari Bank Soal. Terima kasih.
 

Belum ada Komentar untuk "Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Materi Sejarah Kelas 10 SMK 2022"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel